Rabu, 26 Juli 2017


Kebiasaan yang Membuat Kemampuan Otak Menurun
Ada beberapa kebiasaan yang menurunkan daya kognisi otak. Apa saja itu?


tirto.id - Ibarat sebuah prosesor pada komputer, otak manusia memiliki kapasitas kemampuan tertentu. Pada usia senja, kemampuan otak pun makin menurun termasuk kemampuan kognitif. Namun, penurunan kemampuan otak seseorang terjadi bisa lebih cepat ihwal tindakan atau kebiasaan, termasuk soal mengemudi kendaraan.
Kishan Bakrania, ahli epidemologi medis di Universitas Leicester, pernah melakukan penelitian tentang efek mengemudi bagi kesehatan tubuh seseorang. Hasilnya menyetir kendaraan selama dua sampai tiga jam setiap hari berdampak buruk bagi hati, bahkan organ tubuh lain yang juga sangat vital.
Dalam ulasan di Independent, belum lama ini, Bakrania dan rekannya melibatkan 500.000 warga Inggris untuk menjadi partisipan riset. Mereka berusia kurang lebih 37-73 tahun dan memiliki frekuensi mengemudi yang berbeda-beda tiap hari. Responden yang mengemudi tiap hari hingga berjam-jam sampai yang tak mengemudi sama sekali.
Para peserta melalui tes kecerdasan dan ingatan yang diambil sejak awal, hingga lima tahun setelahnya. Rentang lima tahun dipilih karena penurunan daya kognisi seseorang terlihat dalam rentang waktu itu. Hasilnya, Bakrania mendapati dari 93.000 partisipan yang menyetir kendaraan lebih dari dua hingga tiga jam sehari memiliki kemampuan otak yang lebih rendah di awal riset dan terus menurun. Tingkat penurunannya lebih cepat dibanding para partisipan yang menyetir dalam durasi lebih singkat atau kelompok yang tak menyetir.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa menyetir lama tiap hari juga berdampak buruk bagi otak Anda. Kemungkinan karena pikiran Anda tidak aktif selama melakukan aktivitas tersebut,” kata Bakrania dikutip dari Independent.
Baca juga:
Sering menyetir hanya salah satu kebiasaan yang bisa berdampak terhadap kemampuan kognitif, setidaknya menurut studi Bakrania. Kemampuan kognitif yang berkaitan dengan skor Intelegent Quotient (IQ) ini adalah dampak laten atau terasa dalam jangka waktu yang lama, atas gaya hidup yang sehari-hari. Para peneliti di masa lalu mendapati temuan sejak 1930-an naiknya standar hidup masyarakat dunia berkontribusi terhadap berkembangnya
penduduk global.
Namun, dalam beberapa dekade terakhir para peneliti mulai gelisah. Alih-alih kenaikan skor IQ makin merata ke seluruh wilayah, terutama di negara-negara berkembang dan kawasan negara miskin, yang muncul justru fenomena penurunan angka rata-rata IQ. Kecerdasan kolektif umat manusia tercatat turun satu poin dalam 50 tahun terakhir. Gaya hidup yang terlampau modern dijadikan tersangkanya.
Selain menyetir terlalu lama, penurunan daya kognisi manusia juga bisa turun secara pelan tapi akibat menonton televisi . Sebagai produk terpopuler di awal era modern, televisi dan efek konsumsinya telah jadi objek penelitian yang laris. Maka hasil riset Bakrania memang tak terlalu mengejutkan lagi.
Setelah era manusia bergantung pada televisi konvensional makin berkurang, kini orang-orang mulai ketergantungan pada gawai seperti ponsel pintar, komputer, atau laptop. Di era segalanya bisa dicari dengan mudah di mesin pencari. Pertanyaannya, apakah ini juga berdampak pada kemampuan kognisi manusia modern?

Betsy Sparrow dari Universitas Columbia melakukan riset bersama dengan dua rekan dari Universitas Wisconsin-Madison dan Universitas Harvard pada 2011. Hasil riset yang dipublikasikan pada Jurnal Science berjudul Google Effects on Memory: Cognitive Consequences of Having Information at Our Fingertips ditemukan perubahan di otak orang yang memiliki ketergantungan tinggi pada mesin pencari Google.
Perubahan itu meliputi daya ingat yang menurun dan menyebabkan orang yang bersangkutan mudah lupa seperti lupa menaruh barang yang diperlukan. Perubahan ini terjadi sebagai efek dari memperlakukan mesin pencari seperti Google sebagai sarana mencarinformasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar